desa ciketinng udik,siapa yang tidak kenal dengan desa yang masuk kecamatan bantar gebang daerah bekasi.mereka yang mengenal daerah ini dikarenakan desa ini sebagai jalur menuju tempat TPST .coba tanykan saja pada orang tukang sampah tentang tempat ini pasti pada tau.kali ini saya menceritakan sejarah mengapa namanya ciketing udik bukan yang lain?setelah saya bertanya kesana kemari ke orang asli daerah sini terjawablah pertanyaan saya juga.nama desa ini di ambil dari sejenis ikan yang masih satu kerabat dengan ikan catfish yaitu ikan keting.mengapa ada kata udik?maksud kata udik disini bukan orangnya maksudnya kampung atau air yang mengalir ke kampung.jadi:
ciketing :ikan keting.
udik :air yang mengalir kampung.
ciketing udik :kampung yang di sungainya ada ikan ketingnya.
dulu,sebelum desa ini di jadikan tpst masih kebanyakan hutan dan beberapa rumah malah sekolah pun nelum ada.tapi semenjak tahun 80-an mulai berdiri sekolah dasar dan selanjutnya mulai berkembang pesat pemukiman masyarakat di karenakan banyak pendatang dan banyak orang mebuat pabrik-pabrik di desa ini.bagaimana keberadaan ikan keting?dulu ikan ini banyak sekarang sudah sangat jarang bisa saja punah.kalupun ikan ini punah bukan disebabkan oleh pemburan oleh masyarakat tapi di sebabkan pencemaran limbah yang ke sungai pembuatan TPST dan lainya.masyrakat pun jarang menangkap ikan ini di karenakan ikan ini sulit utnuk di pegang walaupun ikan ini enak untuk di jadikan lauk pauk.
berikut deskripsi tentang ikan ini:
Lundu alias keting adalah nama umum bagi sekelompok ikan air tawar yang tergolong ke dalam marga Mystus (suku Bagridae, bangsa Siluriformes). Banyak nama lokal yang disematkan ke ikan-ikan ini, beberapa di antaranya adalah keting, kating, ndaringan, sengat, senggiringan, ririgi, kelibere dan lain-lain bergantung kepada spesies dan daerahnya.
Kelompok ikan dalam marga Mystus sangat beragam, terdiri dari jenis-jenis ikan yang berukuran kecil sampai sedang.Sistematika kelompok ini masih belum mantap dan memerlukan kajian lebih lanjut. Kekerabatan filogenik di dalam marga ini belum diketahui dengan jelas, meski diduga ada dua garis kekerabatan utama. Akan tetapi diyakini sejak tahun 2005 bahwa marga ini bersifat parafiletik.
Marga Mystus diyakini memiliki asal usul dari wilayah Asia Selatan dan Tenggara. Sebelumnya, marga ini juga dikenal dengan nama lain Macrones, nama yang kini tidak dipakai lagi karena telah digunakan lebih dulu sebagai nama marga sejenis kumbang (Coleoptera).
Jenis-jenisnya, di antaranya[4]:
sekian dari saya
ciketing :ikan keting.
udik :air yang mengalir kampung.
ciketing udik :kampung yang di sungainya ada ikan ketingnya.
dulu,sebelum desa ini di jadikan tpst masih kebanyakan hutan dan beberapa rumah malah sekolah pun nelum ada.tapi semenjak tahun 80-an mulai berdiri sekolah dasar dan selanjutnya mulai berkembang pesat pemukiman masyarakat di karenakan banyak pendatang dan banyak orang mebuat pabrik-pabrik di desa ini.bagaimana keberadaan ikan keting?dulu ikan ini banyak sekarang sudah sangat jarang bisa saja punah.kalupun ikan ini punah bukan disebabkan oleh pemburan oleh masyarakat tapi di sebabkan pencemaran limbah yang ke sungai pembuatan TPST dan lainya.masyrakat pun jarang menangkap ikan ini di karenakan ikan ini sulit utnuk di pegang walaupun ikan ini enak untuk di jadikan lauk pauk.
berikut deskripsi tentang ikan ini:
Lundu alias keting adalah nama umum bagi sekelompok ikan air tawar yang tergolong ke dalam marga Mystus (suku Bagridae, bangsa Siluriformes). Banyak nama lokal yang disematkan ke ikan-ikan ini, beberapa di antaranya adalah keting, kating, ndaringan, sengat, senggiringan, ririgi, kelibere dan lain-lain bergantung kepada spesies dan daerahnya.
Kelompok ikan dalam marga Mystus sangat beragam, terdiri dari jenis-jenis ikan yang berukuran kecil sampai sedang.Sistematika kelompok ini masih belum mantap dan memerlukan kajian lebih lanjut. Kekerabatan filogenik di dalam marga ini belum diketahui dengan jelas, meski diduga ada dua garis kekerabatan utama. Akan tetapi diyakini sejak tahun 2005 bahwa marga ini bersifat parafiletik.
Marga Mystus diyakini memiliki asal usul dari wilayah Asia Selatan dan Tenggara. Sebelumnya, marga ini juga dikenal dengan nama lain Macrones, nama yang kini tidak dipakai lagi karena telah digunakan lebih dulu sebagai nama marga sejenis kumbang (Coleoptera).
Jenis-jenisnya, di antaranya[4]:
Spesies[4] | Author[4] | Nama umum | Penyebaran[4] |
---|---|---|---|
Mystus alasensis[5] | Ng & Hadiaty, 2005. | Endemik di lembah Sungai Alas, Sumatera Utara. | |
M. albolineatus | Roberts, 1994 | Lembah sungai Mekong, Bangpakong dan Chao Phraya | |
M. armatus | (Day, 1865) | Malabar, Kerala dan Manipur, India, dan Distrik Mergui, Burma | |
M. armiger | Ng, 2004 | Sungai Kelantan, Malaysia | |
M. atrifasciatus | Fowler, 1937 | Lembah sungai Mekong, Meklong dan Chao Phraya | |
M. bimaculatus | (Volz, 1904) | Sumatra | |
M. bleekeri | (Day, 1877) | Lembah sungai Gangga, Indus dan Mahanadi | |
M. bocourti | (Bleeker, 1864) | Lembah sungai Mekong dan Chao Phraya | |
M. castaneus | Ng, 2002 | Keting | Sumatra tengah, Semenanjung Malaya dan Kalimantan |
M. cavasius[1] | (Hamilton, 1822) | Lembah sungai Gangga, Brahmaputra, Mahanadi, Subarnarekhar dan Godavari, India, Bangladesh dan Nepal | |
M. dalungshanensis † | Li & Wang, 1979 | Guangdong, Cina | |
M. falcarius[1] | Chakrabarty & Ng, 2005 | Aliran sungai Irawadi, Salween dan wilayah pesisir Burma | |
M. gulio | (Hamilton, 1822) | Lundu, keting, kathing (Jw.) | India, Bangladesh, Burma, dan Jawa |
M. horai | Jayaram, 1954 | Terbatas di Sungai Indus, India | |
M. impluviatus[3] | Ng, 2003 | Endemik di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur | |
M. leucophasis | (Blyth, 1860) | Sungai Irawadi dan Sittang, Burma. | |
M. malabaricus | (Jerdon, 1849) | Pantai Malabar, pegunungan Wayanad dan Travancore, India. | |
M. montanus | (Jerdon, 1849) | Anak benua India, terutama di Ghats barat. | |
M. multiradiatus | Roberts, 1992 | Lembah sungai Mekong dan Chao Phraya. | |
M. mysticetus | Roberts, 1992 | Lembah sungai Mekong dan Chao Phraya. | |
M. nigriceps[2] | (Valenciennes, 1840) | Keting | Jawa dan Sumatra bagian selatan. |
M. oculatus | (Valenciennes, 1840) | Nilgiris, Ghats barat dan pegunungan Karnataka, Kerala dan Tamil Nadu, India | |
M. pelusius | (Solander, 1794) | Lembah sungai Eufrat dan Tigris. | |
M. pulcher | (Chaudhuri, 1911) | Sungai Irawadi dan Sittang, Burma. | |
M. punctifer[6] | Ng, Wirjoatmodjo and Hadiaty, 2001 | Endemik di lembah Sungai Alas, Sumatera Utara. | |
M. rhegma | Fowler, 1935 | Lembah sungai Mekong, Meklong dan Chao Phraya. | |
M. rufescens | (Vinciguerra, 1890) | Sungai Irawadi, Sittang dan Salween hilir, Burma. | |
M. seengtee[1] | (Sykes, 1839) | Lembah sungai Krishna dan Cauvery, India. | |
M. singaringan | (Bleeker, 1846) | Lembah sungai Mekong dan Chao Phraya, serta pulau-pulau Sunda Besar. | |
M. spinipectoralis † | Li & Wang, 1979 | Daratan Cina | |
M. tengara | (Hamilton, 1822) | India utara, Bangladesh dan Pakistan. | |
M. vittatus | (Bloch, 1794) | Sungai-sungai di Pakistan, Nepal, India, Srilanka, dan Bangladesh. | |
M. wolffii | (Bleeker, 1851) | Sungai-sungai besar dari Thailand hingga ke Indonesia, pada wilayah-wilayah yang dipengaruhi pasang surut dan berair payau. |
sekian dari saya
boleh kah saya mengetahui nama lengkap anda? untuk dicantumkan kedalam makalah penelitian saya
BalasHapus